Wednesday, November 6, 2013

Kamis, 7 November 2013:
Rm. 14:7-12; 
Mzm. 27:1,4,13-14; 
Luk. 15:1-10

Luk 15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Luk 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

Luk 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

Luk 15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Luk 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,

Luk 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Luk 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

Luk 15:8 "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Luk 15:9 Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.

Luk 15:10 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."


"If you ever feel distressed during your day — call upon our Lady — just say this simple prayer: ‘Mary, Mother of Jesus, please be a mother to me now.’ I must admit — this prayer has never failed me."

-Blessed Mother Teresa

O Father, you desire all of us to be happy.
Stir up the grace of a religious vocation in the hearts
of many men and women.
Grant to them the willingness and generosity
to give of themselves,their lives, their time and their
talents to the service of Jesus Christ, Your Son, Our Lord and
Savior, and to His Holy Church.

May more men and women go forth as priests, deacons,
brothers and sisters to bring the truths of our Catholic faith
to all others so that soon they, too, may know You better
and love You more...
and serving You, be truly happy. Amen.

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--