Tuesday, November 12, 2013

 Gereja Katolik
 
Embun Pagi Penyejuk Jiwa:

"MASIH MAUKAH ENGKAU BERTERIMA KASIH?"
(Berdasarkan Luk.17:11-19)


Mungkin karena apa yang kita terima selalu kita anggap sebagai hak kita, ataukah memang kita tidak tahu lagi berterima kasih kepada para pemberi yang berbelas kasih terhadap kita sehingga "seuntai terima kasih" selalu sulit terucap lewat kata dan tulisan?


Kalau kepada saudara kita yang kelihatan saja seuntai kata terima kasih tidak mampu keluar dari mulut kita, lalu bagaimana dengan Tuhan yang tak kelihatan, yang berkat-Nya seperti nafas hidup, tubuh yang sehat, usia yang panjang dan berkat lainnya, yang selalu tercurah untuk kita setiap hari tidak membuat kita sadar untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya setiap saat?


Teringatlah akan pertanyaan Yesus hari ini dalam Injil: "Dimanakah yang sembilan lainnya? Bukankah mereka semuanya telah sembuh?
Tidak adakah dari mereka datang untuk berterima kasih selain orang asing ini?"


Seorang teman menulis dalam statusnya kemarin:

"Tiap hari senantiasa hanya bisa berucap Syukur kepada Allah, karena bersyukur adalah "emosi yang tersehat".

Lalu, kuberi komentar terhadapnya: "Ucapan syukur dan terima kasih adalah doa permohonan yang paling mujarab."


Bukankah dengan berterima kasih, kita memberitahukan kepada orang lain (para pemberi) bahwa barang yang diberikan kepada kita, telah kita terima dengan senang hati dan penuh syukur? Dan, kuyakinkan engkau bahwa si pendengar/penerima ucapan terima kasihmu akan selalu senang untuk memberimu lagi pada kesempatan berikutnya. Kalau sesamamu dapat tergerak hatinya untuk selalu memberi karena ucapan terima kasihmu, maka apa yang kamu ragukan terhadap Allah Bapamu di surga? Kuyakinkan engkau bahwa Ia akan segera memberi setelah ucapan terima kasihmu bergaung di Surga-Nya.


Selamat beraktivitas....Tuhan memberkati para sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Rabu, 13 November 2013:
Keb. 6:1-11; 
Mzm. 82:3-4,6-7; 
Luk. 17:11-19

Luk 17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.

Luk 17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh

Luk 17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Luk 17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.

Luk 17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,

Luk 17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Luk 17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?

Luk 17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Luk 17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."



Dibuang Sayang:

"YANG TERSISA DARI HEMPASAN TAUFAN DI FILIPINA"

Mungkin dan pasti bagimu ini hanyalah sebuah patung buatan tangan manusia yang tak bersuara, tak mampu mendengar, apalagi untuk berbicara. Namun, imanku mengatakan bahwa Dia yang ada dibalik patung inilah yang membuatku percaya bahwa kini aku menyelamatkannya karena suatu kelak Dialah Yang akan menyelamatkan jiwaku, dan mengizinkanku masuk Surga-Nya."

Selamat beristirahat para sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Thank you LORD GOD that You are my Good Shepherd and that You lead me today. If a shadow of loss threatens to darken my way today may I lean hard on You, allowing Your comfort to fill me, Your joy to bubble up in me and Your peace to replace my fear. May I see the goodness and the mercy that are following me as I confidently follow You along the pathway of life.