Friday, December 21, 2012

Doa Fransiskus, putra Pietro Bernardone, seorang pengusaha bahan pakaian kenamaan di Assisi (Italia), pada akhir abad ke 12:

Tuhan, jadikanlah kami alat-alat perdamaian-Mu

Biarlah kami mengasihi di mana ada kebencian;
Memaafkan di mana ada dendam;
Mempersatukan di mana ada perpecahan;

Menimbulkan pengharapan di mana ada keputus-asaan;
Memberi iman di mana ada kebimbangan;
Membawa terang di mana ada kegelapan;
Memberi kegembiraan di mana ada kesedihan;

Biarlah kami jangan mencari
Untuk dihibur, melainkan menghibur;
Untuk dipahami, melainkan memahami;
Untuk dicintai, melainkan mencintai;

Sebab DI DALAM MEMBERI KAMI MENERIMA,
Di dalam mengampuni, kami diampuni;
Di dalam kematian, kami dilahirkan dalam hidup yang sejati;
Di dalam Putera-Mu yang diberkati,
Yesus Kristus, Tuhan kami. Amen.

Demikianlah, pada tahun 1209, Sto Fransiskus mendirikan Ordo Fratrum Minorum (Perkumpulan Saudara-saudara Yang Hina-Dina), yang kini dikenal dengan nama Ordo Fransiskan.
=========

*"Beati pauperes spiritu."--"Berbahagialah mereka yang rendah hati."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]
*Kalimat ini diambil dari Kitab Suci Perjanjian Baru Injil Matius 3:5. yang lebih dikenal sebagai Khotbah di atas bukit.

**Keterangan Gambar:
Atlet ice skating dunia Korsel dan pemenang medali emas Olimpiade 2010, seorang puteri Gereja Katolik, mari kita panggil dia dengan nama Yuna Kim, sesaat setelah baptisannya.

Merupakan tradisi yang amat mulia, perempuan mengenakan penutup rambut seperti yang dilakukan Yuna Kim,m pada saat perayaan misa Ekaristi walau pun tidak menjadi suatu kewajiban.

Di Korea Selatan dan di beberapa negara dengan tradisi Katolik yang tua sampai pada saat ini, sebagian besar perempuan masih mengenakan mantila saat menghadiri misa.
Doa Fransiskus, putra Pietro Bernardone, seorang pengusaha bahan pakaian kenamaan di Assisi (Italia), pada akhir abad ke 12:

Tuhan, jadikanlah kami alat-alat perdamaian-Mu

Biarlah kami mengasihi di mana ada kebencian;
Memaafkan di mana ada dendam;
Mempersatukan di mana ada perpecahan;

Menimbulkan pengharapan di mana ada keputus-asaan;
Memberi iman di mana ada kebimbangan;
Membawa terang di mana ada kegelapan;
Memberi kegembiraan di mana ada kesedihan;

Biarlah kami jangan mencari
Untuk dihibur, melainkan menghibur;
Untuk dipahami, melainkan memahami;
Untuk dicintai, melainkan mencintai;

Sebab DI DALAM MEMBERI KAMI MENERIMA,
Di dalam mengampuni, kami diampuni;
Di dalam kematian, kami dilahirkan dalam hidup yang sejati;
Di dalam Putera-Mu yang diberkati,
Yesus Kristus, Tuhan kami. Amen.

Demikianlah, pada tahun 1209, Sto Fransiskus mendirikan Ordo Fratrum Minorum (Perkumpulan Saudara-saudara Yang Hina-Dina), yang kini dikenal dengan nama Ordo Fransiskan.
=========

*"Beati pauperes spiritu."--"Berbahagialah mereka yang rendah hati."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]
*Kalimat ini diambil dari Kitab Suci Perjanjian Baru Injil Matius 3:5. yang lebih dikenal sebagai Khotbah di atas bukit.

**Keterangan Gambar:
Atlet ice skating dunia Korsel dan pemenang medali emas Olimpiade 2010, seorang puteri Gereja Katolik, mari kita panggil dia dengan nama Yuna Kim, sesaat setelah baptisannya. 

Merupakan tradisi yang amat mulia, perempuan mengenakan penutup rambut seperti yang dilakukan Yuna Kim,m pada saat perayaan misa Ekaristi walau pun tidak menjadi suatu kewajiban.

Di Korea Selatan dan di beberapa negara dengan tradisi Katolik yang tua sampai pada saat ini, sebagian besar perempuan masih mengenakan mantila saat menghadiri misa.

Tahun Iman 2012-2013



Gotong-royong umat membangunkan kawasan gereja.



AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS
683 "Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku: 'Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus" (1 Kor 12:3). Allah mengirim "Roh Putera-Nya dalam hati kita, Roh, yang berseru: 'Abba, Bapa'" (Gal 4:6). Pengertian iman ini hanya mungkin dalam Roh Kudus. Supaya bisa berhubungan dengan Kristus, lebih dahulu orang harus disentuh oleh Roh Kudus. Ia datang menemui kita dan membangkitkan iman dalam kita. Oleh Sakramen iman pertama, yakni Pembaptisan, kehidupan yang berasal dari Bapa dan yang dianugerahkan kepada kita dalam Putera, dilanjutkan kepada kita, atas cara yang sangat mendalam dan pribadi, di dalam Gereja melalui Roh Kudus:
"Pembaptisan memberi rahmat kepada kita, supaya kita dilahirkan kembali dalam Allah Bapa oleh Putera dan dalam Roh Kudus. Mereka yang memiliki Roh Allah, dibawa kepada Sabda, artinya kepada Putera; tetapi Putera memperkenalkan mereka kepada Bapa, dan Bapa menganugerahkan kepada mereka kebakaan. Jadi, tidak mungkin melihat Putera Allah tanpa Roh, dan mendekati Bapa tanpa Putera, karena pengetahuan tentang Bapa adalah Putera, dan pengetahuan tentang Allah Putera terjadi dalam Roh Kudus" (Ireneus, dem. 7).

684 Melalui rahmat-Nya, Roh Kuduslah yang pertama membangkitkan iman kita dan mengkomunikasikan kehidupan baru. Kehidupan ini berarti "mengakui Bapa dan Yesus Kristus" yang Ia utus (Yoh 17:3). Tetapi Roh Kuduslah yang diwahyukan terakhir dari Pribadi-pribadi Tritunggal Maha Kudus. Santo Gregorius dari Nasiansa, "sang teolog", menjelaskan urutan ini sebagai hasil pedagogi ilahi yang penuh cinta:
"Perjanjian Lama mewahyukan Bapa secara terbuka, Putera samar-samar. Perjanjian Baru mewahyukan Putera dan memberi kepada kita tanda-tanda awal mengenai ke-Allah-an Roh. Sekarang Roh tinggal di antara kita dan memberi kepada kita satu pandangan yang jelas mengenai diri-Nya. Ketika orang belum mengakui ke-Allah-an Bapa, rasanya tidak bijaksana untuk mengumumkan Putera secara terbuka, dan ketika ke-Allah-an Putera belum diterima, maka tidak bijaksana pula menambahkan lagi Roh Kudus sebagai beban baru, untuk sekedar menggunakan ungkapan yang agak berani... Setelah maju dan berkembang 'dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain', cahaya Tritunggal akan bersinar bagi mereka yang sudah lebih matang" (or. theol. 5,26).