Wednesday, November 21, 2012

Menuju Perayaan Ulangtahun Keuskupan Keningau Ke-20 2013


Injil Luk 19: 41-44

Kadang banyak orang terutama mereka yang mencintai kita dengan tulus meneteskan air mata dan bersujud mendoakan kita yang keras hati dan tidak mau bertobat sementara kita sendiri terlena dengan salah dan dosa kita. Untuk yang satu ini pun Yesus sedang meratapi nasib kita seperti Ia menangisi nasib kota suci Yerusalem. Mengapa? Karena Yesus sangat merindukan saatnya engkau datang dan tinggal bersama-Nya dalam Kerajaan Allah. Akan tetapi, bagaimana kerinduan-Nya ini bisa terwujud jika Anda sendiri tidak mau bertobat?

Pagi ini, kudatangi engkau dan membisikkan kepadamu: Kawan, sadarlah bahwa keselamatanmu kelak sangat penting. Tangisilah dirimu....berubah dan bertobatlah karena sesungguhnya waktu hidupmu terhitung mundur mulai saat ini.

Ingatlah bahwa setiap hari Ia mendatangimu baik lewat Sabda maupun Santapan Tubuh dan Darah-Nya hanya untuk mengatakan kepadamu bahwa Ia sungguh-sungguh rindu untuk besamamu selamanya. Hanya pertobatanlah yang membawamu kepada-Nya.

Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***
Fratres,
Mengenai KEJUJURAN, ada suatu cerita tentang seorang anak laki-laki mengetuk pintu rumah seorang ibu dan bertanya apakah ibu itu mau membeli buah arbei yang baru di petiknya.

“Ya,” jawab ibu itu, “saya akan mengambil ember di dapur dan mengambil dua perempat.”

Anak laki-laki itu berdiri di luar dan bermain-main dengan seekor anjing.

“Mengapa kamu tidak masuk dan melihat apakah saya mengambil buah arbeimu dengan tepat ukurannya?”

“Saya tidak takut,” jawab anak laki-laki itu, “Karena ibu akan mendapatkan yang terburuk darinya.”

“Apa maksudmu?” Tanya ibu itu.

“Karena, bu,” jawab anak itu, “saya hanya akan kehilangan buah arbei; tapi ibu akan menjadikan diri ibu sendiri seorang pencuri.”

~Dr. Purnell Bailey (Capper’s Weekly)
---

*"Amicus certus in re incerta cernitur."--"Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]
* Kalimat ini ditulis oleh Cicero
Fratres,
Mengenai KEJUJURAN, ada suatu cerita tentang seorang anak laki-laki mengetuk pintu rumah seorang ibu dan bertanya apakah ibu itu mau membeli buah arbei yang baru di petiknya. 

“Ya,” jawab ibu itu, “saya akan mengambil ember di dapur dan mengambil dua perempat.”

Anak laki-laki itu berdiri di luar dan bermain-main dengan seekor anjing. 

“Mengapa kamu tidak masuk dan melihat apakah saya mengambil buah arbeimu dengan tepat ukurannya?”

“Saya tidak takut,” jawab anak laki-laki itu, “Karena ibu akan mendapatkan yang terburuk darinya.”

“Apa maksudmu?” Tanya ibu itu.

“Karena, bu,” jawab anak itu, “saya hanya akan kehilangan buah arbei; tapi ibu akan menjadikan diri ibu sendiri seorang pencuri.” 

~Dr. Purnell Bailey (Capper’s Weekly)
---

*"Amicus certus in re incerta cernitur."--"Seorang kawan sejati dapat dikenali pada saat yang penuh ketidakpastian."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]
* Kalimat ini ditulis oleh Cicero
Fratres,
mengenai MELEPASKAN TANGGUNG JAWAB.
Ini adalah cerita tentang empat orang. Masing-masing mereka bernama:

> Setiap Orang,
> Seseorang,
> Siapa Saja, dan
> Tak Seorangpun.

Ada satu pekerjaan penting yang harus dikerjakan.

Setiap Orang merasa yakin bahwa Seseorang akan mengerjakannya.

Siapa Saja seharusnya mengerjakannya, tapi Tak Seorangpun yang melakukannya.

Seseorang menjadi marah dengan kejadian ini, karena pekerjaan itu adalah pekerjaan Setiap Orang.

Setiap Orang berpendapat bawa Siapa saja bisa melakukannya, tapi Tak Seorangpun tahu bahwa Setiap Orang tidak akan melakukannya.

Akhirnya, Setiap Orang mempersalahkan Seseorang ketika Tak Seorangpun melakukan hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh Siapa Saja. ~Quote.
---

"Non nobis solum nati sumus."--"Kita tidak dilahirkan untuk diri kita sendiri saja."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]
Fratres,
mengenai MELEPASKAN TANGGUNG JAWAB.
Ini adalah cerita tentang empat orang. Masing-masing mereka bernama: 

> Setiap Orang, 
> Seseorang, 
> Siapa Saja, dan 
> Tak Seorangpun. 

Ada satu pekerjaan penting yang harus dikerjakan. 

Setiap Orang merasa yakin bahwa Seseorang akan mengerjakannya.

Siapa Saja seharusnya mengerjakannya, tapi Tak Seorangpun yang melakukannya. 

Seseorang menjadi marah dengan kejadian ini, karena pekerjaan itu adalah pekerjaan Setiap Orang. 

Setiap Orang berpendapat bawa Siapa saja bisa melakukannya, tapi Tak Seorangpun tahu bahwa Setiap Orang tidak akan melakukannya. 

Akhirnya, Setiap Orang mempersalahkan Seseorang ketika Tak Seorangpun melakukan hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh Siapa Saja. ~Quote.
---

"Non nobis solum nati sumus."--"Kita tidak dilahirkan untuk diri kita sendiri saja."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. De Imitatione Christi, II, 2, 2]