Sunday, September 9, 2012

Fratres,
pernahkah kalian mendengar tentang Kotbah [yang dapat] Berjalan?

Pada suatu sore di tahun 1953, para pejabat dan reporter berkumpul di stasiun Kereta Api Chicago menantikan kedatangan peraih Nobel Perdamaian tahun 1952. Seorang pria raksasa, setinggi 2 meter, dengan rambut acak-acakan dan kumis panjang melangkah ke luar dari Kereta Api.

Sementara juru foto sibuk memotretnya, para pejabatr kota mendekatinya dan berjabatan tangan seraya mengatakan alangkah mereka merasa diri terhormat dapat bertemu dengannya.

Ia berterima-kasih kepada mereka dengan sopan, kemudian, melihat kepala mereka dari atas, lalu mohon permisi sebentar. Ia berjalan menerobos kerumunan dan melangkah dengan cepat hingga mencapai seorang perempuan kulit hitam berusia lanjut yang tengah bersusah payah mencoba memikul 2 kopor besar turun dari Kereta Api.

Pria jangkung itu kemudian mengangkat kedua kopor itu, tersenyum dan menuntun perempuan tua itu menuju ke sebuah bus.

Setelah menolong perempuan itu, ia mengucapkan selamat jalan dan mengharapkannya perjalanan yang baik. Sementara itu, kerumunan orang banyak membuntutinya. Ia menoleh kepada mereka dan berkata. "Maaf, saya sudah membuat kalian menunggu."

Orang itu adalah Dr. Albert Schweitzer, dokter misi kesohor yang telah menghabiskan sebagian besar waktu dan hidupnya untuk membantu orang2 paling miskin di Afrika.

Seoranganggota penyambutan berkata kepada salah seorang reporter, "Inilah untuk pertama kali saya melihat sebuah kotbah berjalan". ~Brian Cavanaugh

*"Bis dat, qui cito dat!"--"Barangsiapa yang dapat memberikan dengan cepat, ia memberikan dua kali lipat."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. ~Thomas A Kempis. 'De Imitatione Christi', II, 2, 2]
*Dikutip dari ucapan Publius Syrus.
· ·
Renungan Malam: "TIDAK ADAKAH WAKTU BAGIMU UNTUK BERTERIMA KASIH?"

Kadang terjadi bahwa setiap orang selalu punya waktu dan senang menerima pemberian dari orang lain. Akan tetapi, selalu saja ada alasan dan bahkan halangan untuk memberi,... bahkan untuk berterima kasih saja atas pemberian orang lain, kita tidak mempunyai waktu untuk mengucapkannya.
"Tuhan mengijinkan jiwa untuk jatuh sehingga ia dapat tumbuh menjadi lebih rendah hati" - St. Teresa Avila