Thursday, November 14, 2013

Sesaat sebelum beristirahat:

Dibuang sayang: "SENYUM KEKUATAN SANG BUNDA"

Yang termanis dan terindah dalam hidup sebagai seorang anak ketika badai dan gelombang menghantam badai diri dan kehidupan adalah ketika melihat wajah dan senyum indah sang bunda duniawi dan Bunda Surgawi Maria.

Semoga setiap para sahabat terutama para korban gempa dan taufan di Filipina dapat merasakan pelukan kasih Bunda Surgawi malam ini.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***


Today's Gospel .. Reflect to the message 

LK 17:11–19
As Jesus continued his journey to Jerusalem, 
he traveled through Samaria and Galilee. 
As he was entering a village, ten lepers met him. 
They stood at a distance from him and raised their voice, saying, 
“Jesus, Master! Have pity on us!” 
And when he saw them, he said, 
“Go show yourselves to the priests.” 
As they were going they were cleansed. 
And one of them, realizing he had been healed, 
returned, glorifying God in a loud voice; 
and he fell at the feet of Jesus and thanked him. 
He was a Samaritan. 
Jesus said in reply, 
“Ten were cleansed, were they not? 
Where are the other nine? 
Has none but this foreigner returned to give thanks to God?” 
Then he said to him, “Stand up and go; 
your faith has saved you.”

Lets Pray for Philippines

Wednesday, November 13, 2013

Kita sering tidak tahu apa rencana Tuhan bagi kehidupan kita. Hanya satu hal yang harus kita yakini, rencana Tuhan selalu indah. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya.(Andi F.Noya)
# Source: fb Kisah-kisah Inspiratif (1,35jt fans)

Tuesday, November 12, 2013

 Gereja Katolik
 
Embun Pagi Penyejuk Jiwa:

"MASIH MAUKAH ENGKAU BERTERIMA KASIH?"
(Berdasarkan Luk.17:11-19)


Mungkin karena apa yang kita terima selalu kita anggap sebagai hak kita, ataukah memang kita tidak tahu lagi berterima kasih kepada para pemberi yang berbelas kasih terhadap kita sehingga "seuntai terima kasih" selalu sulit terucap lewat kata dan tulisan?


Kalau kepada saudara kita yang kelihatan saja seuntai kata terima kasih tidak mampu keluar dari mulut kita, lalu bagaimana dengan Tuhan yang tak kelihatan, yang berkat-Nya seperti nafas hidup, tubuh yang sehat, usia yang panjang dan berkat lainnya, yang selalu tercurah untuk kita setiap hari tidak membuat kita sadar untuk selalu bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya setiap saat?


Teringatlah akan pertanyaan Yesus hari ini dalam Injil: "Dimanakah yang sembilan lainnya? Bukankah mereka semuanya telah sembuh?
Tidak adakah dari mereka datang untuk berterima kasih selain orang asing ini?"


Seorang teman menulis dalam statusnya kemarin:

"Tiap hari senantiasa hanya bisa berucap Syukur kepada Allah, karena bersyukur adalah "emosi yang tersehat".

Lalu, kuberi komentar terhadapnya: "Ucapan syukur dan terima kasih adalah doa permohonan yang paling mujarab."


Bukankah dengan berterima kasih, kita memberitahukan kepada orang lain (para pemberi) bahwa barang yang diberikan kepada kita, telah kita terima dengan senang hati dan penuh syukur? Dan, kuyakinkan engkau bahwa si pendengar/penerima ucapan terima kasihmu akan selalu senang untuk memberimu lagi pada kesempatan berikutnya. Kalau sesamamu dapat tergerak hatinya untuk selalu memberi karena ucapan terima kasihmu, maka apa yang kamu ragukan terhadap Allah Bapamu di surga? Kuyakinkan engkau bahwa Ia akan segera memberi setelah ucapan terima kasihmu bergaung di Surga-Nya.


Selamat beraktivitas....Tuhan memberkati para sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Rabu, 13 November 2013:
Keb. 6:1-11; 
Mzm. 82:3-4,6-7; 
Luk. 17:11-19

Luk 17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.

Luk 17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh

Luk 17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Luk 17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.

Luk 17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,

Luk 17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Luk 17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?

Luk 17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Luk 17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."



Dibuang Sayang:

"YANG TERSISA DARI HEMPASAN TAUFAN DI FILIPINA"

Mungkin dan pasti bagimu ini hanyalah sebuah patung buatan tangan manusia yang tak bersuara, tak mampu mendengar, apalagi untuk berbicara. Namun, imanku mengatakan bahwa Dia yang ada dibalik patung inilah yang membuatku percaya bahwa kini aku menyelamatkannya karena suatu kelak Dialah Yang akan menyelamatkan jiwaku, dan mengizinkanku masuk Surga-Nya."

Selamat beristirahat para sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Thank you LORD GOD that You are my Good Shepherd and that You lead me today. If a shadow of loss threatens to darken my way today may I lean hard on You, allowing Your comfort to fill me, Your joy to bubble up in me and Your peace to replace my fear. May I see the goodness and the mercy that are following me as I confidently follow You along the pathway of life.

Monday, November 11, 2013

+ CATHOLIC DAILY +

Gospel Reading At Mass (Mon Nov 11) 
Luke 17:1-6 

Jesus said to his disciples, ‘Obstacles are sure to come, but alas for the one who provides them! It would be better for him to be thrown into the Sea with a millstone put round his neck than that he should lead astray a single one of these little ones. Watch yourselves!
If your brother does something wrong, reprove him and, if he is sorry, forgive him. And if he wrongs you seven times a day and seven times comes back to you and says, “I am sorry,” you must forgive him.’
The apostles said to the Lord, ‘Increase our faith.’ The Lord replied, ‘Were your faith the size of a mustard seed you could say to this mulberry tree, “Be uprooted and planted in the sea,” and it would obey you.’

Pray For The Philipines..."We Are So Very Hungry And Thirsty..."

Devastating scenes from Tacloban. #Philippines
''We are so very hungry and thirsty'' 

The devastation caused by Typhoon Haiyan the#Philippines has been described as "absolute bedlam".http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-24894529

Officials estimate up to 10,000 people have died in Tacloban city and elsewhere. More than 9 million people have been affected.

The BBC's Jon Donnison is in Tacloban. His report contains some distrubing images.


BBC World News 

https://www.facebook.com/photo.php?v=10152911269507588&set=vb.59145437587&type=2&theater

Sunday, November 10, 2013

Senin, 11 November 2013:
Keb. 1:1-7; 
Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; 
Luk. 17:1-6

Luk 17:1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

Luk 17:2 Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.

Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Luk 17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."

Luk 17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

Luk 17:6 Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Mundur Untuk Meloncat Lebih Tinggi

Suatu hari seorang murid dan guru berjalan menuruni gunung menuju ke kota, di dalam perjalanan mereka bertemu anak sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, saat itu sang guru melangkahi sungai tersebut dengan sangat mudah, walaupun sungai tersebut cukup lebar.

Sang murid yang melihat gurunya dengan sangat kagum, dan sang guru memintanya untuk mengikuti langkahnya. Sang murid merasa ia tidak mampu melangkahi sungai tersebut hanya dengan satu langkah lebar, maka murid tersebut berjalan mundur dua langkah dan berlari kecil melompati sungai tersebut, hap, sungai itu berhasil dilalui.

Semakin jauh perjalanan mereka, rintangan yang dihadapi pun semakin berat, sang murid mengikuti gurunya di belakang dengan sangat hati-hati.

Tibalah mereka di sebuah jurang yang cukup terjal, namun tidak terlalu lebar. Di ujung jurang tersebut sang guru melangahkan kaki dengan yakin dan langkah pasti yang lebar, sang guru berhasil melangkahkan kakinya di sebrang jurang. Sang murid yang melihatnya sangat terkejut, sang guru pun berkata.

“Ayo melangkahlah menuju sisi jurang ini, lebar jurang ini sama seperti sungai yang kita lalui sebelumnya !”

Sang murid, yang melihat gurunya di sebrang jurang menunjukkan sebuah raut keraguan di wajahnya. Dengan seksama ia perhatikan lebar jurang tersebut, kedalamannya dan melihat ke belakang.

Dengan penuh kepastian ia mengambil lima langkah mundur dan bersiap menyebrangi jurang tersebut dengan berlari dan meloncat sepenuh tenaga, dan sekali lagi perhitungannya tepat. Sang murid berhasil menyebrangi jurang tersebut berkat kecerdikannya.

Sesampainya di sebrang jurang sang guru mengelus lembut kepala muridnya sambil berkata

“Wahai muridku, tahukah engaku apa yang membedakan loncatanmu saat di sungai dan di tepi jurang ? Walaupun dengan lebar yang sama, namun kau dapat melihat rintangan yang berbeda dari kedua hal tersebut, karena itu kau mengambil langkah mundur yang lebih banyak saat loncat di tepi jurang untuk memastikan keselamatanmu.

Begitu juga dengan kehidupan, saat tantangan hidup di depanmu lebih besar, kau harus melangkah mundur sedikit lebih banyak agar kita mampu mengatasi segala kemungkinan yang ada dan meloncat lebih tinggi.

Saat kau mengalami suatu kemunduran dalam hidupmu, entah itu kegagalan, jatuh, dikhianati, mungkin itulah langkah mundurmu agar dapat melompat lebih tinggi dan meraih setiap kesuksesanmu. Selamat mslam. Berkah Dalem

Saturday, November 9, 2013

Re-Posting this prayer. This is very important. Please pray for all those affected by the typhoon in Philippines. Even better if you can, dedicate your rosary to them. Thank You.

Lord Jesus, Who went about doing good and healing all, we ask You to bless all people who are injured, sick or homeless due to this natural disaster. O Jesus, You suffered and died for us; You understand suffering. Give them strength in body, courage in spirit, and patience in pain. Calm their fears; increase their trust. And bless all who hasten to their aid. Amen.


the confession


The Confession Mass will be held on 17th of November, 2013, 03.00pm at our lovely and blessed chapel, St. Joseph Catholic Church, Laboi Beaufort. Service by Rev. Fr. Bonaventure.

See you there, God bless us.

Friday, November 8, 2013

Pope Francis - Jorge Mario Bergoglio

KEKECEWAAN DAN PENDERITAAN MENJADI KEBAHAGIAAN

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
“Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”

Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan “kerang biasa” menjadi “kerang luar biasa”. Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah “orang biasa” menjadi “orang luar biasa”.

Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa’ yang disantap orang, atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara’.
Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja’.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka. Cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan katakan dalam hatimu “Air mata ku diperhitungkan Tuhan dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara! Berkah Dalem
Sabtu, 9 November 2013:
Yeh. 47:1-2,8-9,12 atau 1Kor. 3:9b-11,16-17; 
Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 
Yoh. 2:13-22

Yoh 2:13 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.

Yoh 2:14 Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.

Yoh 2:15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.

Yoh 2:16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

Yoh 2:17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."

Yoh 2:18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"

Yoh 2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

Yoh 2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

Yoh 2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

Yoh 2:22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

Thursday, November 7, 2013

Those attending Wednesday's general audience, didn't expect the Pope to ask them a favor, but with about 50,000 out in the Square, that's exactly what he did.

Pope Francis:
“And now, I will ask all of you for an act of charity. Don't worry, it's not about money.”

The Pope explained that before the audience, he met with a one year old girl named Noemi, who is extremely ill. Reflecting on Christians' unity with the 'Communion of Saints' he asked everyone to pray for the little girl. 

Pope Francis:
“Even though we might not know her, she is Baptized. She is one of us, she's a Christian. Let's express an act of love for her. First, in silence, let's ask the Lord to help her at this very moment. May He give her health. Let's take a moment of silence, then let's pray a Hail Mary.” 

During his catechesis he explained that the Communion of Saints is based on the Sacraments. It's through them, he said, that Christians find God, help others and steer away from false idols.

That's precisely why he emphasized the importance of the Eucharist, Baptizing children early and the Sacrament of Confirmation. He especially highlighted Confession.

Pope Francis:
“It's important that when we feel like sinners, we embrace the Sacrament of Reconciliation. Some will say 'Oh father, but I'm scared that the priest will scold me.' No! The priest will not scold you. Do you know what you'll find through this Sacrament? You'll find Jesus. Jesus forgives you. It's Jesus who is waiting for you. This is what a Sacrament is all about and this allows the Church to grow.”

Reflecting on his prayer petition for the little ill girl named Noemi, the Pope said prayer should be sincere. Through prayer, one should join in on one's suffering on a spiritual level. The Pope also added that in the early days of Christianity, pagans were impressed by the love and mercy of believers.

(c) Rome Reports

Wednesday, November 6, 2013

Kamis, 7 November 2013:
Rm. 14:7-12; 
Mzm. 27:1,4,13-14; 
Luk. 15:1-10

Luk 15:1 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Luk 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

Luk 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

Luk 15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Luk 15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,

Luk 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Luk 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

Luk 15:8 "Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Luk 15:9 Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.

Luk 15:10 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."


"If you ever feel distressed during your day — call upon our Lady — just say this simple prayer: ‘Mary, Mother of Jesus, please be a mother to me now.’ I must admit — this prayer has never failed me."

-Blessed Mother Teresa

O Father, you desire all of us to be happy.
Stir up the grace of a religious vocation in the hearts
of many men and women.
Grant to them the willingness and generosity
to give of themselves,their lives, their time and their
talents to the service of Jesus Christ, Your Son, Our Lord and
Savior, and to His Holy Church.

May more men and women go forth as priests, deacons,
brothers and sisters to bring the truths of our Catholic faith
to all others so that soon they, too, may know You better
and love You more...
and serving You, be truly happy. Amen.

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

SAKRAMEN PERMINYAKAN: APA MAKNANYA?

Romo, apakah sakramen Perminyakan itu mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Kalau memang mempunyai kuasa penyembuhan, mengapa sakramen Perminyakan jarang diberikan kepada orang sakit?

Nobertus Daryanto, Blitar

Pertama, Konsili Vatikan II memberi nama baru untuk sakramen Perminyakan, yaitu sakramen Pengurapan Orang Sakit (SPOS). SPOS menghadirkan Yesus yang berdoa memohonkan kesembuhan untuk mereka yang sakit dan lemah. Kehadiran Yesus ini diungkapkan dalam bentuk simbol, yaitu pengurapan dengan minyak dan doa yang dikatakan pada saat mengurapi. Yesus datang melalui SPOS sebagai tabib, sebagai sahabat yang mengampuni dan menerima kembali sahabat-Nya.

Kedua, kita harus percaya bahwa sakramen adalah tanda yang menghasilkan rahmat (signum efficax gratiae) yang menyembuhkan. Penyembuhan pertama yang diberikan Tuhan adalah penyembuhan rohani, yaitu pengampunan atas dosa-dosa, dan jika Allah berkenan, juga penyembuhan jasmani. Seringkali SPOS menjadi sarana Tuhan menyembuhkan secara fisik, baik itu penyakit yang kronis maupun yang akut. Penyembuhan terjadi juga pada tataran jiwa dan roh, karena SPOS memang adalah doa permohonan untuk kesehatan badan, jiwa dan roh. Penyembuhan ini merupakan tanda kemenangan Kerajaan Allah atas setiap kejahatan, dan menjadi simbol pemulihan kesehatan dari seluruh pribadi manusia, jiwa dan badan. (bdk. HIDUP, No 23, 8 Juni 2008).

Ketiga, dalam surat Rasul Yakobus dikatakan bahwa ”doa yang lahir dari iman itu akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.” (Yak 5:14-15). Kata-kata ”akan menyelamatkan” dan ”akan membangunkan” tidak mengesankan suatu tindakan yang secara khusus atau terutama bertujuan untuk penyembuhan fisik, tetapi dalam arti tertentu mencakup penyembuhan fisik juga. Kata ”menyelamatkan” mempunyai nuansa rohani sedangkan kata ”membangunkan” berarti menghidupkan atau juga mengangkat orang yang berbaring karena sakit dengan menyembuhkan orang tersebut dengan cara yang menakjubkan (bdk. Mat 9:5; Mrk 1:31; 9:27; Kis 3:7).

Keempat, sakramen ini jarang diberikan, mungkin karena kurangnya pengertian akan perkembangan aktual ajaran Gereja tentang SPOS ini. Dibutuhkan sosialisasi tentang sakramen ini, terutama di antara para gembala umat agar sakramen ini benar-benar bisa menjadi sumber kekuatan bagi umat yang membutuhkan. SPOS perlu lebih didekatkan ke kehidupan umat sehari-hari yang tidak pernah luput dari kelemahan dan sakit.

Pastor Dr Petrus Maria Handoko CM - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--