Monday, October 22, 2012

JADILAH PELITA HIDUP

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.

Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”


Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”

Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.

Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!”

Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.

Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.

Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”

Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!”

Si buta tertegun..

Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”

Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.”

Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita.

Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam?”

Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.”

Senyap sejenak.

secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”

Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam tawa.

Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.

Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka.”

Saudara terkasih dalam Kristus, Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.

Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan. Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran. Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman. Fikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.

Fratres,
Perjanjian Lama telah menubuatkan digantinya hukum Taurat dengan Hukum yang lebih sempurna, namanya adalah Perjanjian Baru.
--------------------------

Mari bersama kita baca Ibrani 8:8-13:
"Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan DATANG WAKTUNYA," demikianlah firman Tuhan, "AKU AKAN MENGADAKAN PERJANJIAN BARU dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda," (Ibr 8:8)

"bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan." (Ibr 8:9)

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel SESUDAH WAKTU ITU," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Ibr 8:10)

Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. (Ibr 8:11)

Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibr 8:12)
--------------------------

BACA JUGA Yer 31:31-34
31 Sesungguhnya,akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan PERJANJIAN BARUperjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,

32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi Tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.

33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."


Hukum Taurat memang sudah tidak berlaku.

Namun patut dicatat bahwa dalam hukum Taurat juga terkandung natural law alias hukum-hukum yang dicatat dalam hati manusia oleh Allah (Rom 2:15).

Sepuluh perintah Allah termasuk bagian dari natural law tersebut.

Jadi, hanya karena Taurat sudah tidak berlaku bukan berarti natural law tidak berlaku. Taurat memang dihapus, tapi natural law tidak. Jadi bagian Taurat yang termasuk natural law masih berlaku (karena hukumnya memang berbeda dengan hukum Taurat).
--------------------------

*Apakah Yesus datang untuk meniadakan Taurat?
--------------------------
Tidak.

Mari bersama kita membaca Injil Mat 5:17

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan UNTUK MENGGENAPINYA.

Selama langit dan Bumi masih ada maka tidak ada satu titikpun dari hukum taurat yang akan ditiadakan SEBELUM SEMUANYA TERJADI.
-----------------------------------------

Berarti apa?
Berarti bahwa setelah "semuanya terjadi" maka Hukum Taurat bisa diganti.

Jadi yang dimaksud Yesus tidak meniadakan hukum Taurat ialah bahwa IA datang ke dunia untuk MENGGENAPI SEMUANYA, terutama tentang NUBUAT DIRI-NYA dan MEMBAWA AJARAN BARU serta perintah Allah SECARA PENUH.

Sementara darah Yesus sendiri adalah darah yang diteteskan untuk Perjanjian Baru itu:

Luk 22:20
"Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah PERJANJIAN BARU OLEH DARAH-KU, yang ditumpahkan bagi kamu.
--------------------------

Oleh karena Ia berkata-kata tentang PERJANJIAN YANG BARU, Ia menyatakan YANG PERTAMA sebagai PERJANJIAN yang TELAH menjadi TUA. Dan apa yang telah MENJADI TUA DAN USANG, telah dekat kepada kemusnahannya. (Ibr 8:13)
--------------------------

"Deo Vindice!"--"(Dengan) Tuhan sebagai Pelindung (Kita)."

[+In Cruce Salus, Pada Salib Ada Keselamatan. Thomas A Kempis, Imitatione Christi, II, 2, 2)
*Credit to DeusVult, Evangelos

PS.
"Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya." (Pengkhotbah 8:1) --> Perhatikanlah raut roman wajah KHAS umat beriman yang Katolik pada gambar.
[+In Cruce Salus]
Bacaan Katekismus Gereja Katolik dalam Setahun

Bagian I - Pengakuan Iman
Seksi I Aku Percaya – Kami Percaya
Bab II Allah Menyongsong Manusia

Artikel 2 Pentradisian Wahyu Ilahi

74 Allah "menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran" (1 Tim 2:4), artinya supaya semua orang mengenal Yesus Kristus Bdk. Yoh 14:6.. Karena itu Kristus harus diwartakan kepada semua bangsa dan manusia dan wahyu mesti sampai ke batas-batas dunia.
"Dalam kebaikan-Nya Allah telah menetapkan, bahwa apa yang diwahyukan-Nya demi keselamatan semua bangsa, harus tetap utuh untuk selamanya dan diteruskan kepada segala keturunan" (DV 7).

I. Tradisi Apostolik
II. Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci

Satu Sumber yang Sama ...
80 "Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan terpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama" (DV 9). Kedua-duanya menghadirkan dan mendaya-gunakan misteri Kristus di dalam Gereja, yang menjanjikan akan tinggal bersama orang-orang-Nya "sampai akhir zaman" (Mat 28:20).

... Dua Cara yang Berbeda dalam Mengalihkannya
81 "Kitab Suci adalah pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi".
"Oleh Tradisi Suci Sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka, memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia" (DV 9).

82 "Dengan demikian maka Gereja", yang dipercayakan untuk meneruskan dan menjelaskan wahyu, "menimba kepastiannya tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya [baik tradisi maupun Kitab Suci] harus diterima dan dihormati dengan cita rasa kesalehan dan hormat yang sama" (DV 9).

Tradisi Apostolik dan Gerejani
83 Tradisi yang kita bicarakan di sini, berasal dari para Rasul, yang meneruskan apa yang mereka ambil dari ajaran dan contoh Yesus dan yang mereka dengar dari Roh Kudus. Generasi Kristen yang pertama ini belum mempunyai Perjanjian Baru yang tertulis, dan Perjanjian Baru itu sendiri memberi kesaksian tentang proses tradisi yang hidup itu.

Tradisi-tradisi teologis, disipliner, liturgis atau religius, yang dalam gelindingan waktu terjadi di Gereja-gereja setempat, bersifat lain. Mereka merupakan ungkapan-ungkapan Tradisi besar yang disesuaikan dengan tempat dan zaman yang berbeda-beda. Dalam terang Tradisi utama dan di bawah bimbingan Wewenang Mengajar Gereja, tradisi-tradisi konkret itu dapat dipertahankan, diubah, atau juga dihapus.

"ALLAH PUN HANYA MENANTIMU"

"Adalah lebih sulit bagi mereka yang melukai atau menyakiti orang lain sebagai balas dendam untuk berinisiatif meminta maaf kepada mereka yang terluka."
Dan, Allah pun hanya menanti dengan sabar kapan luluh hatimu untuk meminta maaf dari saudaramu yang terluka dan tersakiti akibat kata dan tindakanmu."

***Duc in Altum***
Buang Amarahmu dan Berikan Maaf Yang Tulus Iklas

“Terus memendam amarah sama seperti menggenggam bara panas untuk dilontarkan kepada seseorang, Andalah yang akan terbakar.” -Sidharta Gautama

Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Tapi cepat kendalikan emosi Anda kembali. Jangan biarkan rasa amarah, dendam, iri, kesal atau kecewa kepada pasangan, teman, rekan kerja, atau atasan di kantor bercokol lama di hati kita.


Kekesalan, amarah dan kekecewaan hanya akan mengaktifkan hukum tarik menarik, membuat Anda menerima apa yang Anda berikan.

Bila kesal pada pasangan atau ada kawan yang mengingkari janji, lalu Anda menyalahkan mereka atas kekacauan semua itu, maka Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang dipersalahkan itu.

Kembalinya keadaan itu tidak harus selalu dari orang yang Anda salahkan, tetapi sejatinya Anda akan mendapatkan kembali keadaan yang Anda salahkan itu.

Relakan dan maafkanlah. Hati akan terasa lebih lega dan ringan dalam menjalani hidup, lebih fokus terhadap tujuan hidup tanpa terbebani penyakit-penyakit hati yang hanya akan menghabiskan energi positif.

Saudara terkasih, jika saya mengikhlaskan diri saya, saya menjadi yang saya inginkan. Jika saya mengikhlaskan yang saya punya, saya akan menerima apa yang saya butuhkan.

Semoga Tuhan mengaruniai sabar yang tak berbatas dan tulus iklas yang tak bertepi untuk kita semua, sehingga apapun rintangan dan cobaan yang dilalui akan terasa lebih ringan lewat perantaraNya.