PO BOX 356, 89808 BEAUFORT, SABAH.
Kesaksian sdri Laurencia Fenny by email
Natal yang terindah
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan""WaktuNya tidak pernah
terlambat"Kami menikah pada tahun 2008 dan memutuskan untuk tidak hamil
pada beberapa bulan kedepan karena hendak menikmati indahnya perkawinan.
Setelah selang 4 bulan, kami putuskan bahwa kehidupan kami nampaknya
sepi tanpa kehadiran canda tawa seorang anak. Lalu kami berusaha agar
dapat hamil. Setelah setahun menikah ternyata belum kunjung hamil juga,
kami pikir "ah..masih setahun, mungkin belum saatnya".
Seiring
waktu berjalan, ternyata kehidupan perkawinan kami telah memasuki tahun
kedua dan kamipun mulai bingung. Kami memeriksakan diri ke dokter A dan
suami saya dinyatakan sehat dari hasil pemeriksaan. Sel telur saya
diobservasi, dan pada saat dokter menyatakan bahwa apabila sel telur
tidak diketemukan maka saya divonis PCO. Saya berdoa Novena 9 hari
berturut-turut di gua Maria sambil memegang janjiNya bahwa tidak ada
yang mustahil bagiNya dan sungguh ajaib, pada saat saya kembali ke
dokter, ditemukan 1 sel telur yang bagus lalu saya disuntik untuk
memecahkan sel telur sambil menunggu tanda-tanda positif
Ternyata belum berhasil. Kami berobat kurang lebih 4 bulan lalu kami
putuskan untuk tidak kembali lagi dan menjalani hidup lebih santai. Pada
tahun 2011, kerinduan saya untuk menjadi seorang ibu kembali muncul,
setiap melihat bayi yang lucu, saya menangis dalam hati memohon kepada
Tuhan agar sayapun juga dapat menggendong darah daging saya sendiri.
Tidak diduga, saudara sepupu dari sepupu saya yang tidak saya kenal
memberi kami bubuk milk grotto dari Bethlehem. Lalu kami berdua mulai
berdoa rosario, novena mohon keturunan, novena tiga kali Salam Maria,
dan doa milk grotto. Dalam doa saya, saya amini bahwa saya akan menutup
tahun 2011 dengan mengandung. Suami saya sempat menegur agar saya tidak
menuntut Tuhan dan pasrah saja kapan mau diberi olehNya tetapi saya
tetap imani dalam doa, bagiNya tidak ada mustahil.
Bulan
Oktober 2011, kami kembali memeriksakan diri ke dokter senior, hasil
suami saya kurang bagus, dan saya diminta untuk psikoterapi di RS selama
20x dengan cara memanasi bagian indung telur selama 15 menit. Selang 8
hari saya mens, lalu setelah mens selesai, dokter meminta saya untuk
langsung ditiup, saya ketakutan karena kata orang ditiup itu sakit. Saya
minta ke dokter untuk psikoterapi ulang saja dulu setelah kami berlibur
untuk merayakan ulang tahun perkawinan kami. Saya berdoa lebih giat
lagi, bernazar serta berziarah ke Gua Maria Kerep. Pada pertengahan
bulan Desember 2011 iman saya mulai goyah, kenapa belum ada tanda-tanda
kalau saya hamil lalu saya sibukkan pikiran dan tenaga dengan aksi bakti
sosial Natal, saya ikut angkat-angkat beras, kardus mie, kardus minyak 2
liter, kardus gula 1 kilo, dsb.Beberapa hari kemudian, saya iseng untuk
tes kehamilan walaupun sebenarnya saya sudah agak trauma karena hasil
selalu negatif.
Ternyata hasilnya adalah positif, saya teriak
memanggil suami saya dan diapun langsung kebingungan membaca hasil
sambil merasa senang. Kami putuskan untuk tes kembali keesokan harinya
dan hasilnya tetap positif. Besoknya lagi kami periksa ke dokter dan
hasilnya saya mengandung 2 minggu, saya menangis terharu bersyukur pada
saat pulang ke rumah, sungguh indah mujizatNya menjelang kelahiranNya
dan Tuhanpun menjaga kandungan saya sehingga tetap kuat padahal saya
sangat capai pada saat baksos. JanjiNya tidak pernah terlambat, bagiNya 3
tahun 1 bulan adalah waktu yang pas bagi kami untuk dipercaya sebagai
orang tua.Proses kehamilan sayapun sungguh indah, saya hanya pernah
merasakan muntah kurang dari 10x dalam 2 bulan pertama. Nafsu makan saya
justru meningkat, kehamilan saya termasuk yang sehat.
Saya
kembali berdoa agar dapat menjalani persalinan normal, tidak merasakan
sakit, dan tidak takut. Jujur saja, saya paling tidak tahan dengan rasa
sakit. Saya juga selalu mendapat nubuat dari seorang pendoa untuk tidak
perlu takut, tidak perlu kwatir, Tuhan sudah siapkan segalanya, bahkan
segala biaya sudah dicukupkan dan hal tersebut membuat iman saya semakin
kuat. Pada waktu perkiraan, perut saya belum turun, kepala bayi masih
jauh dari pintu keluar. Saya diminta banyak jalan dan nungging. Ternyata
setelah seminggu berlalu, pada hari Jumat kondisi masih tetap sama dan
dokter memutuskan untuk diinduksi di RS pada hari Senin. Saya ketakutan
lagi dan lebih giat lagi berdoa.
Mujizatnya begitu nyata, hari
Minggu pagi saya merasa ada air sedikit keluar seperti tidak bisa
menahan pipis. Ketiga kalinya saya ganti celana, saat itu masih pukul
5.30 pagi, saya bangunkan suami dan minta untuk diantar ke RS, saya
sangat santai bahkan saya masih meminta ibu untuk dibuatkan nasi goreng
karena sangat lapar. Ibu saya uda teriak-teriak meminta saya untuk cepat
ke RS. Sesampai di RS, tepat darah keluar dan suster berkata bahwa saya
sudah bukaan 1. Kami menunggu hingga pukul 11 dan bukaan tetap tidak
bertambah tetapi rasa sakit sudah muncul setiap 2 menit.
Lalu
dokter menyatakan bahwa bila pukul 3 belum ada penambahan bukaan maka
harus di operasi karena ketuban saya sudah pecah dari pagi. Pada pukul 3
dokter menyatakan harus dioperasi segera. Memang sudah jalanNya, dokter
bius datang dalam waktu 15 menit dan semuanya begitu lancar, saya tidak
merasakan sakit atau takut sedikitpun. Ternyata kata dokter bayi kami
terlilit oleh tali pusar dan air ketubannyapun sudah hijau. Sungguh
ajaib bagiNya, pukul 3.55 putri kami lahir dengan sehat dan selamat.
Seluruh biayapun sudah disediakan olehNya. Kami sangat bersyukur dan
berterima kasih pada Tuhan dan Bunda Maria.... Janji dan waktuNya tidak
akan pernah terlambat, dan tidak ada mustahil bagiNya. Semoga kesaksian
ini dapat memberi kekuatan bagi pasangan-pasangan yang masih belum
diberi momongan. Amin.
Anda punya pengalaman rohani yg indah
silahkan tulis setengah halaman a4 ke bundamaria2009@yahoo.com, sertakan
foto jika ada juga jgn lupa beri judul. Gbu
Doa milk grotto gmana
ReplyDelete