[Titik Akhir Kehidupan]. Di dalam kehidupan
manusia tidak ada sesuatu yang begitu mengajak kita berpikir-pikir
daripada kematian. Tidak ada yang begitu goyah daripada kemewahan dan
kesehatan. Seringkali k
ita berkenalan
dengan kematian, yang biasanya mengacaukan kehidupan kita sendiri. Tiap
peristiwa kematian mempunyai bahasanya sendiri terhadap kita pribadi,
karena manusia yang masih hidup dan sehat mengerti bahwa ia solider
dengan seluruh umat manusia yang harus mati. Anggota tubuh yang sekarang
ini masih kokoh kuat dan menjalankan fungsinya dengan baik, wajah yang
indah ini, akan hilang lenyap.
Kematian sangat mengerikan bagi
kodrat kita, dalam arti kata yang sebenarnya. Apabila kematian tiba,
kodrat kita merasa takut dan gemetar karena kita masih ingin hidup.
Kematian adalah pemusnahan kehidupan, pemecahan dari kesatuan yang hidup
dari manusia itu sendiri. Di samping itu timbul pula pertanyaan yang
menakutkan: Apakah yang akan terjadi sesudah itu? Manusia gemetar
melewati pintu gelap gulita itu untuk sampai ke tempat di mana belum ada
seorang pun yang pulang kembali. Pikiran kita tidak dapat mengatakan
yang jelas tentang kehidupan di balik dinding kematian.
[Akibat
Dosa.] Iman kita juga mengajarkan kita tentang asal mula kematian itu.
Dari wahyu, kita mengetahui bahwa kematian tidak termasuk dalam rencana
asaliah Tuhan. Sebelum manusia mengacaukan keadaan dengan dosa, sebelum
itu belum ada kematian. Dosa adalah sebab utama dari kematian. Kematian
telah masuk ke dalam dunia oleh dosa. Kematian telah menjalar kepada
semua orang karena semua orang telah berbuat dosa. (Rom 5:12). Kematian
tidak dibuat oleh Allah dan Ia pun tidak bergembira atas kemusnahan yang
hidup. Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan tetapi kedengkian
setan telah memasukkan kematian ke dalam dunia. (Kebijaksanaan Salomo
2:23-24). Karena kesalahan pribadi maka manusia sendiri bertanggungjawab
atas kematian; kematian adalah siksa yang adil dari pihak Tuhan untuk
dosa yang dilakukan oleh manusia.
Di kayu salib, Kristus telah
mengalahkan segala kekuatan yang bertentangan dengan Allah. Ia telah
melemparkan penguasa dunia ini ke luar. (Yoh 12:31). Ia telah
menghapuskan surat hutang kita dengan darah-Nya (Kol 2:14) dan telah
mematahkan kuasa maut (2 Tim 1:10). Tetapi bersama itu tidak dikatakan
bahwa sekarang tidak ada lagi dosa dan kematian di atas dunia ini. Salib
Kristus adalah sebab universal dari pada kebahagiaan kita; itulah
kekuatan yang membuat setiap orang dapat memperoleh pengampunan dan
kehidupan. Setan sudah kalah, tetapi perjuangan berlangsung terus selama
sejarah umat manusia dari turunan yang satu ke turunan yang lain.
Selama ada manusia baru, selama ada turunan dari Adam lama, firdaus
tidak akan kembali. Dan selama kekuatan dosa masih ada, selama itu
kematian juga masih ada. Karena itu semua orang akan mati dalam
persekutuan dengan Adam (1 Kor 15:22) dan karena itu juga kematian
adalah musuh terakhir yang dibinasakan. (1 Kor 15:26)
[Pembersihan.] Kematian masih mempunyai suatu arti yang lebih mendalam
bagi kehidupan manusiawi. Kehidupan adalah jalan menuju Allah. Tetapi di
dalam kodrat kita yang sudah dicemari oleh dosa terdapat banyak
rintangan. Untuk dipersatukan lagi dengan Allah dibutuhkan kemurnian
hati yang besar. Seluruh kehidupan harus merupakan suatu proses
pembersihan. Pembersihan yang terus menerus ini adalah mutlak perlu.
Fase yang terakhir dan yang menentukan di dalam proses ini adalah
kematian. Kematian berarti perpisahan dari segala yang fana.
[Kelahiran Baru.] Seorang Kristen memandang kematian bukan sebagai titik
akhir, tetapi sebagai titik mula. Memang, kematian mengakhiri banyak
hal: kenikmatan duniawi, kekayaan duniawi dan kehormatan duniawi;
semuanya itu berakhir untuk selama-lamanya. Bagi mereka yang tidak
merindukan sesuatu yang lain dan bagi mereka yang tidak mengharapkan
sesuatu sesudah kehidupan ini, kematian merupakan suatu bencana. Tetapi
seorang Kristen memandang kematian sebagai suatu kelahiran untuk
kehidupan baru. Baginya kematian merupakan perpisahan yang menyedihkan
dari sekian banyak hali yang begitu berkenan kepadanya. Tetapi ia tahu
juga bahwa ia menuju ke suatu kehidupan yang lebih baik, suatu kehidupan
penuh terang, kegembiraan dan kebebasan. Jikalau dipandang demikian,
maka kematian adalah sesuatu yang baik, sesuatu yang patut diterima dan
tidak boleh ditolak. Seorang Kristen harus merindukannya di dalam
Kristus. Dan apabila seluruh kehidupan kita di dunia ini dapat
disimpulkan dalam satu perkataan ialah perkataan Kristus, maka kematian
adalah suatu keuntungan. (Fil 1:21)
[Persamaan dengan Kristus.]
Kita mati bersama Kristus. Kematian tidak hanya pintu yang menghantar
kita ke sesuatu yang lebih baik bagi kita secara pribadi. Kematian juga
adalah suatu persatuan yang khusus dengan Kristus. Pikiran ini memberi
semangat dan penghiburan. Bagi seorang Kristen tidak ada yang lebih baik
daripada hidup bersama Kristus. Dengan demikian kematian Kristiani
mempunyai sifat khas. Di mana Aku berada, di situ pelayan-Ku akan
berada. (Yoh 12:26). Sebelum Kristus masuk ke dalam kemuliaan-Nya, Ia
tergantung di salib. Bukankah Kristus harus menderita semuanya itu untuk
masuk dalam kemuliaan-Nya? (Luk 24:26). Demikianlah jalan yang harus
dilalui seorang Kristen. Setiap anggota menerima nasib dari kepalanya.
Di dalam kepahitan kematian, tersembunyi kemanisan yang benar. Masih ada
suatu rahasia di dalam kematian Kristen. Kematian Kristus tidak hanya
bermanfaat bagi Diri-Nya sendiri, tetapi juga bagi kebahagiaan dunia.
Kematian seorang Kristen harus mengambil bagian dalam kematian Kristus.
Kematiannya harus bermanfaat bukan untuk dirinya sendiri, penghapusan
dosa dan penerimaan kehidupan baru, tetapi juga berguna bagi orang lain.
Dan sebagaimana kematian menjadi jalan menuju kepada kebahagiaan dan
kemuliaan, demikian pula kematian kita adalah titik akhir pembuangan
kita di dunia ini dan pengantar kita ke rumah Bapa yang ada di Surga.
Sumber:
Pater Herman Embruiru, SVD
Aku Percaya hlm. 164-166