Tuesday, November 12, 2013


Dibuang Sayang:

"YANG TERSISA DARI HEMPASAN TAUFAN DI FILIPINA"

Mungkin dan pasti bagimu ini hanyalah sebuah patung buatan tangan manusia yang tak bersuara, tak mampu mendengar, apalagi untuk berbicara. Namun, imanku mengatakan bahwa Dia yang ada dibalik patung inilah yang membuatku percaya bahwa kini aku menyelamatkannya karena suatu kelak Dialah Yang akan menyelamatkan jiwaku, dan mengizinkanku masuk Surga-Nya."

Selamat beristirahat para sahabat.

Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

***Duc in Altum***

Thank you LORD GOD that You are my Good Shepherd and that You lead me today. If a shadow of loss threatens to darken my way today may I lean hard on You, allowing Your comfort to fill me, Your joy to bubble up in me and Your peace to replace my fear. May I see the goodness and the mercy that are following me as I confidently follow You along the pathway of life.

Monday, November 11, 2013

+ CATHOLIC DAILY +

Gospel Reading At Mass (Mon Nov 11) 
Luke 17:1-6 

Jesus said to his disciples, ‘Obstacles are sure to come, but alas for the one who provides them! It would be better for him to be thrown into the Sea with a millstone put round his neck than that he should lead astray a single one of these little ones. Watch yourselves!
If your brother does something wrong, reprove him and, if he is sorry, forgive him. And if he wrongs you seven times a day and seven times comes back to you and says, “I am sorry,” you must forgive him.’
The apostles said to the Lord, ‘Increase our faith.’ The Lord replied, ‘Were your faith the size of a mustard seed you could say to this mulberry tree, “Be uprooted and planted in the sea,” and it would obey you.’

Pray For The Philipines..."We Are So Very Hungry And Thirsty..."

Devastating scenes from Tacloban. #Philippines
''We are so very hungry and thirsty'' 

The devastation caused by Typhoon Haiyan the#Philippines has been described as "absolute bedlam".http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-24894529

Officials estimate up to 10,000 people have died in Tacloban city and elsewhere. More than 9 million people have been affected.

The BBC's Jon Donnison is in Tacloban. His report contains some distrubing images.


BBC World News 

https://www.facebook.com/photo.php?v=10152911269507588&set=vb.59145437587&type=2&theater

Sunday, November 10, 2013

Senin, 11 November 2013:
Keb. 1:1-7; 
Mzm. 139:1-3,4-6,7-8,9-10; 
Luk. 17:1-6

Luk 17:1 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.

Luk 17:2 Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.

Luk 17:3 Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.

Luk 17:4 Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."

Luk 17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

Luk 17:6 Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Mundur Untuk Meloncat Lebih Tinggi

Suatu hari seorang murid dan guru berjalan menuruni gunung menuju ke kota, di dalam perjalanan mereka bertemu anak sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, saat itu sang guru melangkahi sungai tersebut dengan sangat mudah, walaupun sungai tersebut cukup lebar.

Sang murid yang melihat gurunya dengan sangat kagum, dan sang guru memintanya untuk mengikuti langkahnya. Sang murid merasa ia tidak mampu melangkahi sungai tersebut hanya dengan satu langkah lebar, maka murid tersebut berjalan mundur dua langkah dan berlari kecil melompati sungai tersebut, hap, sungai itu berhasil dilalui.

Semakin jauh perjalanan mereka, rintangan yang dihadapi pun semakin berat, sang murid mengikuti gurunya di belakang dengan sangat hati-hati.

Tibalah mereka di sebuah jurang yang cukup terjal, namun tidak terlalu lebar. Di ujung jurang tersebut sang guru melangahkan kaki dengan yakin dan langkah pasti yang lebar, sang guru berhasil melangkahkan kakinya di sebrang jurang. Sang murid yang melihatnya sangat terkejut, sang guru pun berkata.

“Ayo melangkahlah menuju sisi jurang ini, lebar jurang ini sama seperti sungai yang kita lalui sebelumnya !”

Sang murid, yang melihat gurunya di sebrang jurang menunjukkan sebuah raut keraguan di wajahnya. Dengan seksama ia perhatikan lebar jurang tersebut, kedalamannya dan melihat ke belakang.

Dengan penuh kepastian ia mengambil lima langkah mundur dan bersiap menyebrangi jurang tersebut dengan berlari dan meloncat sepenuh tenaga, dan sekali lagi perhitungannya tepat. Sang murid berhasil menyebrangi jurang tersebut berkat kecerdikannya.

Sesampainya di sebrang jurang sang guru mengelus lembut kepala muridnya sambil berkata

“Wahai muridku, tahukah engaku apa yang membedakan loncatanmu saat di sungai dan di tepi jurang ? Walaupun dengan lebar yang sama, namun kau dapat melihat rintangan yang berbeda dari kedua hal tersebut, karena itu kau mengambil langkah mundur yang lebih banyak saat loncat di tepi jurang untuk memastikan keselamatanmu.

Begitu juga dengan kehidupan, saat tantangan hidup di depanmu lebih besar, kau harus melangkah mundur sedikit lebih banyak agar kita mampu mengatasi segala kemungkinan yang ada dan meloncat lebih tinggi.

Saat kau mengalami suatu kemunduran dalam hidupmu, entah itu kegagalan, jatuh, dikhianati, mungkin itulah langkah mundurmu agar dapat melompat lebih tinggi dan meraih setiap kesuksesanmu. Selamat mslam. Berkah Dalem